Kelompok 5 Kelas B Metode Oksidasi Dan Reduksi Dalam Penentuan Kadar Obat

https://youtu.be/H9DYesZjI98 

Komentar

  1. Bagaimana bisa terjadi perbedaan kandungan vitamin c dalam nangka tersebut dengan metode iodimetri?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini dikarenakan perbedaan berat
      sampel yang digunakan, pada penelitian ini
      sampel yang digunakan hanya 10 gram
      sedangkan pada penelitian sebelumnya 100
      gram. Sehingga memungkinkan hasil kadar yang
      diperoleh sangat sedikit, selain itu bisa saja
      metode yang digunakan kurang tepat sehingga
      menghasilkan kadar yang diperoleh sedikit.

      Hapus
  2. mengapa penentuan dari kandungan vitamin c dapat dilakukan dengan metode iodimetri? apakah ada metode lainnya yang dapat digunakan untuk menentukan kandungan vitamin c? jika memang ada sebutkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena vitamin C merupakan senyawa yang bersifat reduktor kuat dan mudah teroksidasi. Hal ini merupakan salah satu syarat senyawa dapat dilakukan dengan metode Iodimetri, metode iodimetri adalah salah satu metode yang tepat dalam penetapan kadar vitamin C. Penetapan kadar vitamin C juga dapat dilakukan dengan lain seperti dengan Metode Spektrofotometri UV.

      Hapus
  3. pada jurnal yang ditampilkan terdapat penetapan kadar vitamin C dalam jerami nangka yang dilakukan titrasi sebanyak 3 kali. Mengapa titrasi perlu dilakukan 3 kali? dan apakah akan mempengaruhi hasil yang akan dilahasilkan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hal itu bertujuan agar data pertama, kedua, dan ketiga dapat dibandingkan, dimana data akhir adalah rata-rata dari ketiga data tersebut sehingga hasil yang didapatkan lebih akurat.

      Hapus
  4. Seperti yang kita ketahui, metode iodimetri ini bersifat mereduksi vitamin c dan vitamin c merupakan zat pereduksi yang kuat
    dan secara sederhana dapat dititrasi dengan
    larutan baku iodium. Apabila metode iodimetri ini dilakukan pada jenis vitamin lain apakah bisa? Bagaimana prosesnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Metode iodimetri ini biasanya digunakan untuk analisis kuantitatif senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi lebih kecil daripada system iodium-iodida sebagaimana digunakan untuk senyawa-senyawa yang bersifat reduktor yang cukup kuat seperti vitamin C, tiosulfat, arsenit, sulfide, sulfit, stibium (III), timah (II), dan ferosianida.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini