Dalam video anda, disebutkan bahwa reaksi diazotasi adalah reaksi antara nitrit dengan senyawa yang memiliki amin aromatik primer dalam suasana asam membentuk garam diazonium. Nah pada jurnal yang saya lampirkan disebutkan bahwa penggunaan eugenol sebagai indikator kalorimetri pada titrasi asam basa diharapkan dapat terjadi dengan memasukkan gugus azo melalui reaksi diazotisasi. Pertanyaan saya apakah peran antara senyawa a-nafthilamin dan eugenol ini sama dalam proses titrasi diazotasi?
Tidak, karena alpha nafthilamin berperan sebagai senyawa pengkupling dengan sumber garam diazonium Asam sulfanilat dapat membentuk senyawa azo (Diarti et al.,2015). Sedangkan, Eugenol pada jurnal tersebut digunakan sebagai indikator dengan memasukkan gugus azo pada cincin benzen eugenol.
Pada video dijelaskan bahwasanya Reaksi diazotasi adalah reaksi antara nitrit dengan senyawa yang memiliki amin aromatik primer dalam suasana asam akan membentuk garam diazonium . Dan menurut jurnal yang saya dapat di temukan informasi reaksi diazotasi berjalan dalam suhu rendah di bawah 10oC, karena garam diazonium yang sudah terbentuk memiliki sifat yang mudah mengalami dekomposisi. Jadi pertanyaan jika terjadi perubahan suhu antar 10 C - 25 C Apakah garam diazotasi akan tetap terkomposisi atau tidak? Atau akan terjadi suatu perubahan yang lain?
Menurut buku tersebut, Suhu titrasi harus rendah (sekitar 15°C). Pada suhu yang tinggi, garam diazonium yang terbentuk tidak stabil karena akan terhidrolisis menjadi senyawa fenol dan nitrogen. Di samping itu, pada suhu yang tinggi, asam nitrit akan lebih cepat terurai, sehingga stoikiometri reaksi sulit diikuti. Meskipun demikian, titrasi nitrimetri dapat dilakukan pada suhu kamar (25°C) dengan penambahan KBr (sekitar 1 gram tiap 200 ml volume larutan yang dititrasi) dan hasilnya tidak berbeda signifikan jika titrasi dilakukan pada suhu 15°C.
https://www.researchgate.net/publication/330111144_SYNTHESIS_OF_AZO_COMPOUNDS_DERIVATIVE_FROM_EUGENOL_AND_ITS_APPLICATION_AS_A_TITRATION_INDICATOR
BalasHapusDalam video anda, disebutkan bahwa reaksi diazotasi adalah reaksi antara nitrit dengan senyawa yang memiliki amin aromatik primer dalam suasana asam membentuk garam diazonium. Nah pada jurnal yang saya lampirkan disebutkan bahwa penggunaan eugenol sebagai indikator kalorimetri pada titrasi asam basa diharapkan dapat terjadi dengan memasukkan gugus azo melalui reaksi diazotisasi. Pertanyaan saya apakah peran antara senyawa a-nafthilamin dan eugenol ini sama dalam proses titrasi diazotasi?
Tidak, karena alpha nafthilamin berperan sebagai senyawa pengkupling dengan
Hapussumber garam diazonium Asam sulfanilat dapat
membentuk senyawa azo (Diarti et al.,2015).
Sedangkan, Eugenol pada jurnal tersebut digunakan sebagai indikator dengan memasukkan gugus azo pada cincin benzen eugenol.
Pada video dijelaskan bahwasanya Reaksi diazotasi adalah reaksi antara nitrit
BalasHapusdengan senyawa yang memiliki amin aromatik
primer dalam suasana asam akan membentuk garam
diazonium . Dan menurut jurnal yang saya dapat di temukan informasi reaksi diazotasi berjalan
dalam suhu rendah di bawah 10oC, karena garam
diazonium yang sudah terbentuk memiliki sifat
yang mudah mengalami dekomposisi. Jadi pertanyaan jika terjadi perubahan suhu antar 10 C - 25 C Apakah garam diazotasi akan tetap terkomposisi atau tidak? Atau akan terjadi suatu perubahan yang lain?
https://books.google.co.id/books?id=lA4VEAAAQBAJ&pg=PA154&dq=Suhu+pada+reaksi+Diazotasi&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwjpvsffmdr-AhVOSmwGHTW1AFoQ6wF6BAgIEAU#v=onepage&q&f=false
HapusMenurut buku tersebut, Suhu titrasi harus rendah (sekitar 15°C). Pada suhu yang tinggi, garam diazonium yang terbentuk tidak stabil karena akan terhidrolisis menjadi senyawa fenol dan nitrogen. Di samping itu, pada suhu yang tinggi, asam nitrit akan lebih cepat terurai, sehingga stoikiometri reaksi sulit diikuti. Meskipun demikian, titrasi nitrimetri dapat dilakukan pada suhu kamar (25°C) dengan penambahan KBr (sekitar 1 gram tiap 200 ml volume larutan yang dititrasi) dan hasilnya tidak berbeda signifikan jika titrasi dilakukan pada suhu 15°C.